Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Agrotek Tropika

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN INTERVAL WAKTU APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR Novitasari, Diana; Andalasari, Tri Dewi; Widagdo, Setyo; Rugayah, Rugayah
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v7i2.3256

Abstract

Selada (Lectuca sativa L.) merupakan jenis tanaman sayur yang mengandung serat, vitamin, dan berbagai macam manfaat bagi tubuh sehingga disukai oleh masyarakat luas. Akan tetapi tingkat produktivitas selada di Indonesia masih tergolong rendah. Rendahnya produktivitas selada dapat diperbaiki melalui penerapan sistem budidaya tanaman yang tepat, salah satunya perbaikan komposisi media tanam yang tepat dan interval waktu aplikasi pemupukan dengan POC. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi selada terhadap perbedaan komposisi media tanam dan interval waktu aplikasi pupuk organik cair. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, Bandar Lampung, Provinsi Lampung padaAgustus–Oktober 2017. Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial (3x4) dalam acak kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah komposisi media tanam (m), yaitu tanah:sekam mentah:pupuk kandang dengan tiga taraf yaitu: m 1 :(1:1:0), m 2 :(2:2:1), dan m 3 :(4:4:1). Faktor kedua interval waktu aplikasi pupuk organik cair LOB (l) dengan empat taraf yaitu: (l 1 ): tanpa aplikasi pupuk cair (kontrol), (l 2 ): aplikasi 7 hari sekali, (l 3 ): aplikasi 9 hari sekali, (l 4 ): aplikasi 11 hari sekali. Homogenitas ragam diuji dengan Uji Bartlett danaditivitas data diuji dengan Uji Tukey. Perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan komposisi media tanam tanah:sekam mentah:pupuk kandang kambing dengan perbandingan ( 2:2:1) menghasilkan bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman terbaik. Perlakuan interval waktu aplikasi POC 11 hari sekali menghasilkan bobot kering tanaman terbaik. Respons pertumbuhan dan produksi tanaman selada terhadap interval waktu aplikasi tidak dipengaruhi oleh komposisi media tanam.
PENGARUH KONSENTRASI IBA (Indole 3 Butyric Acid) DAN TEKNIK PENYEMAIAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) ASAL BIJI Dewi Delliana; Nurdiati Al-Hamidy; Rugayah Rugayah; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.585 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i3.1819

Abstract

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah yang memiliki laju pertumbuhan sangat lambat karena sistem perakarannya terbatas, sehingga penyerapan air dan unsur hara rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan akar dan tajuk adalah dengan pemberian IBA dan teknik penyemaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) konsentrasi IBA yang menghasilkan pertumbuhan terbaik bibit tanaman manggis, (2) perbedaan pengaruh antara teknik penyemaian tanam langsung dan pindah tanam pada pertumbuhan bibit tanaman manggis, dan (3) pengaruh interaksi antara konsentrasi IBA dan teknik penyemaian pada pertumbuhan bibit tanaman manggis. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2016 di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan faktorial yang terdiri dari dua faktor (4x2). Faktor pertama: taraf konsentrasi IBA (A) yang terdiri: 0 ppm (a 0 ), 25 ppm (a 1 ), 50 ppm (a 2 ), dan 75 ppm (a 3 ). Faktor kedua: teknik penyemaian (B): tanam langsung (b 1 ) dan pindah tanam (b 2 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian IBA tidak berpengaruh nyata pada semua variabel pengamatan kecuali pada diameter batang akhir justru menurunkan. Teknik penyemaian dan interaksi antara kedua perlakuan tersebut juga tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata pada semua variabel pengamatan.
KORELASI DAN ANALISIS LINTAS ANTARA PERCABANGAN DENGAN PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuumL.) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA Nyimas Sa'diyah; Anissa Fitri; Rugayah Rugayah; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.206 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3683

Abstract

Produktivitas cabai merah di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan potensinya yang mencapai 22 ton per tahun, sedangkan produktivitas baru sekitar 8,35 ton per tahun.  Peningkatan produksi cabai merah dapat dilakukan dengan memperbaiki bahan tanam melalui mutasi dengan iradiasi sinar gamma.  Selanjutnya,untuk mempersingkat waktu seleksiperlu dilihat keeratan hubungan antarpeubah dengan analisis korelasi, untuk  melihat pengaruh langsung dan tidak langsungnya dilakukan analisis lintas.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara percabangan cabai merah varietas Laris generasi M3 hasil iradiasi sinar gamma dengan produksi.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai dengan Mei 2019 di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah metode single plant (seluruh tanaman ditanam dan diamati), keeratan hubungan dianalisisdengan korelasi, selanjutnya untuk melihat pengaruh langsung dan  tidak langsung dilakukan analisis lintas.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: jumlah cabang tambahan, panjang cabang tambahan, tingkat percabangan, tinggi akhir generatif, dan jumlah buah per tanaman berkorelasi positif denganbobot buah total per tanaman Pengaruh langsung jumlah buah per tanaman benar-benar mengukur keeratan hubungan dengan bobot buah per tanaman.  Tinggi akhir generatif, jumlah cabang tambahan, panjang cabang tambahan, dan tingkat percabangan saling berpengaruh satu sama lain untuk mempengaruhi bobot buah per tanaman atau produksi.